Skip to main content

PESAN PLURAL-IS-ME DARI BALIK JERUJI


Belakangan ini, saya agak malas membaca media sosial. Terutama karena isi postingan kalangan tertentu yang membuat panas 'mata' dan panas 'hati'.
Setelah semua cara perlindungan diri, dari, mengabaikan, unfollow sampai unfriend, akhirnya suasana agak membaik.

Yang paling mengganggu adalah postingan yang menghakimi dan menghina kelompok yang ingin memberikan yang terbaik bagi negara. Terutama postingan yang menyatakan bahwa mereka yang sekarang berjuang mempertahankan kesatuan NKRI sebagai pahlawan kesiangan.
Jika meminjam ujaran kaum muda, "Terus klo elo kemane aje selain menebar kebencian dan memecah belah? Orang laen kerjain kebaikan, loe bisanya nyinyir aje."

Tadi malam, saya menonton acara Rosi yang mengambil tema "Melawan ISIS". Yang dihadirkan adalah para mantan teroris termasuk Ali Imron sebagai napi teroris dengan hukuman seumur hidup.
Di sana dijabarkan bahwa rentang usia yang mudah sekali terpengaruh paham radikalisme dan terorisme adalah usia 20-30an.
Dan radikalisme adalah langkah awal dari terorisme. Dan pernyataan seorang pemuka yang banyak dikagumi bahwa ISIS adalah sahabat, itu sangat berbahaya.

Sangat mencengangkan bahkan seorang polisi yang lahir di tengah keluarga polisi bisa masuk ke dalam jaringan teroris ini. Bahkan Ali Imron menyatakan bahwa hanya butuh waktu yang sebentar untuk membuat seseorang rela bunuh diri atas nama jihad.
Jadi ternyata yang masuk menjadi jaringan teroris bukan kalangan psikopat, namun kalangan yang berpendidikan baik, normal, namun mempunyai pemahaman agama yang kurang dan butuh pengakuan dari lingkungan sekitarnya.
Para mantan teroris bahkan menyatakan bahwa mereka sekarang sedang mengajarkan reradikalisasi kepada masyarakat di sekitarnya karena radikalisme adalah bibit dari terorisme.

Belum lama ini, juga diangkat gerakan keberagaman di kalangan pelajar.
Kita perlu salut pada anak - anak muda yang tergabung dalam gerakan RAGAMUDA yang dilaksanakan oleh OSIS Kolese Kanisius dan SMU Al-Izhar.
Di usia muda, mereka sudah berani bergerak untuk mempertahankan kesatuan bangsa ini. Dan menunjukkan bahwa bangsa ini masih mempunyai harapan, karena generasi mudanya mempunyai tekad, kemauan dan gerakan untuk berjuang.

Jika generasi muda sudah bergerak, lalu apa yang kita sebagai generasi dewasa lakukan?
Masih tetap mau nyinyir?
Bukannya mikir..
Demi ngisi cangkir...
Keutuhan NKRI tersingkir...

Kebenaran jangan didiamkan, jika didiamkan maka yang beringas itu yang menang 
Sys NS -



PLURAL-IS-ME.... bagaimana dengan anda?

Comments

Popular posts from this blog

Kita adalah Habitat kita

Habitat adalah tempat suatu makhluk hidup tinggal dan berkembang biak, atau dengan kata lain, lingkungan—lingkungan fisik—di sekeliling populasi suatu spesies yang mempengaruhi dan dimanfaatkan oleh spesies tersebut. Alam mengajarkan bahwa banyak hewan yang melakukan adaptasi untuk mempertahankan keberlangsungan hidupnya atau mungkin ada pembentukan oleh pemilik seperti yang dilakukan pada hewan peliharaan. Manusia adalah makhluk yang tidur di waktu malam, dan beraktivitas di waktu siang. Namun apa yang terjadi ketika manusia ingin memelihara binatang yang beraktivitas di waktu yang berlawanan atau nocturnal ? Ternyata yang dilakukan adalah merubah kebiasaan hidup hewan nocturnal tersebut agar bisa sama seperti siklus aktivitas pemiliknya. Demikian juga dengan kebudayaan, saat seseorang masuk ke lingkungan baru, ia melakukan adaptasi dengan lingkungan tersebut namun dengan motivasi agar bisa diterima . Manusia terbagi menjadi 4 tipe : tukang camping, tukang panjat, tu

Mengenang Masa Lalu

Belakangan ini, saya menjadi sedikit "cengeng". Dunia yang tadinya begitu indah, sejuk, aman, menyenangkan, dalam sekejap menjadi riuh rendah, berisik dengan kekerasan, bahkan dalam keheningan pun, kekerasan itu masih terasa. Mungkin ini cara saya melarikan diri, nostalgia ke masa lalu. Masa di mana, keberbedaan diterima sebagai bagian berwarna indah dalam satu lukisan dan keindahan dalam lagu yang enak didengar. Bayangkan jika, sebuah lukisan hanya satu warna; bahkan lukisan monokrom, pun minimal 2 warna.. Sebuah lagu semua notnya berada di satu nada... Ketukannya sama.... Membayangkannya saja sudah stress... Sang Pencipta kita sangat kreatif, dari satu jenis makhluk bisa dibuat demikian banyak perbedaan, tidak ada yang sama 100%. Bahkan binatang dan pohon pun jika kita perhatikan semuanya berbeda satu sama lain. Bagi saya, ini menunjukkan bahwa Sang Pencipta sangat menyukai keberagaman. Jika tidak, untuk apa Ia menciptakan suku bangsa begitu banyak, yang men

Matoa di Tanah Jawa

Udara tak pernah selemah itu. Setiap tarikan dan hembusan seakan tanpa gesek, memberikan dimensi luang pada setiap molekul untuk menjauh. Bukan karena udaranya aku pengap, tapi akibat berita di TV aku seakan terjebak. Berita si pemimpin tak punya hati yang bikin emosi. Ditambah bau dahak yang menguar di udara. Bikin muak! "Ko pu maitua cantik sekali (isterimu cantik sekali)," suara lirih itu baru kudengar seharian ini.  Aku mangkir, menoleh pun tidak. Perempuan yang kini tergolek di atas dipan tidak kukenal. Bahkan kami tak pernah jumpa di acara pernikahan. Hanya Theo yang datang waktu itu, disaksikan seorang pendeta, dicatatkan di dinas kependudukan. Toh aturan di Indonesia tak pernah melarang pria berusia 29 tahun untuk menikah dengan wanita pilihannya.  "Tidur sudah, Mace. Jang terlalu banyak tahan mata!" Itu suamiku. Lelaki asli papua yang membuatku jatuh cinta dengan gelap kulitnya yang kontras dengan putih hatinya. Dia tak pernah marah, juga bukan tipe laki-la